MTC MEDIA – Malang. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua (ayah dan ibu) untuk mengekspresikan rasa sayangnya kepada sang buah hati (anak)-nya. Salah satu bentuk ekspresi sayang tersebut adalah cara membawa anak, seperti menggendong anak oleh ibu, memanggul anak oleh ayah, mengayun atau menimang anak untuk membobokkan, dsb. Cara bawa anak dengan memanggul kedapatan di penjuru dunia, tidak terkecuali di Nusantara. Suatu cara bawa yang telah sangat tua. Salah satu bukti arkais (kekunoan)-nya kedapatan pada relief cerita Buddhis “Mahakarmawibhangga” di teras I Candi Borobudur (medio abad IX M), peninggalan kerajaan Mataram era Sailendravamsa.
Tergambar suatu keluarga batih (nuclear family), yang terdiri atas : suami, istri dan seorang anaknya. Menilik postur tubuhnya, sangatlah mungkin merupakan keluarga muda di lingkungan masyarakat petani. Mereka berjalan beriringan. Sang suami berjalan dengan membawa anaknya menggunakan teknik bawa yang disebut “memanggul”, yakni : membawa di atas bahu (KBBi, 2002). Adapun istrinya berjalan menyertai sambil membawa caping — pertanda dari lingkungan petani. Tangan anak berpegang kepala ayah. Terlihat anak di dalam panggulan girang bahagia, dan menikmati perjalanannya.
Demikianlah, meraih kebahagiaan bisa dengan cara yang bersahaja. Untuk membagikan anak misalnya, bisa cukup dengan membawanya memakai teknik “memanggul”. Cara bawa demikian paling tidak telah terdapat di Jawa lebih dari satu milenium yang lalu, dan kedapatan masih dipakai hingga kini. Apakah anak pernah dipanggiul ketika kecil atau mungkin pernah memanggul anak anda? Nuwun.
Griyajar CITRALEKHA, 2 Mei 2024