HomeLifestyleMenyalakan Percik Jiwa Petualang dengan Campfire Cooking

Menyalakan Percik Jiwa Petualang dengan Campfire Cooking

MTC MEDIA – Malang. Berkemah punya banyak ragam dan tiap insan juga memiliki preferensi yang berbeda buat menikmati kegiatan camping. Perbedaan-perbedaan itu tentunya membikin atmosfer dan pengalaman yang tersendiri saat berkemah. Dalam menjiwai kegiatan berkemah, selain dibedakan oleh bentuk kontsruksi tenda, bisa pula dibedakan jenisnya berdasarkan metode olah santapan. Traveler boleh mencoba salah satu metode olah santapan yang cukup “campable”, yang tidak lain tidak bukan adalah campfire cooking.

Campfire cooking, sesuai dengan namanya, merupakan gaya olah hidangan dengan menggunakan api unggun. Travelers bisa menggunakan alat masak konvensional seperti panci, wajan, atau alat dapur lainnya untuk memasak apapun yang travelers inginkan. Pin point pembeda campfire cooking dengan metode memasak lainnya memang hanya pada penggunaan sumber api, namun perbedaan kecil itu mampu memberikan pengalaman kemah dengan nuance yang berbeda.

Tentu saja, traveler perlu tahu bagaimana caranya menyalakan api unggun kala berkemah untuk mengolah kuliner lantaran metode campfire cooking. Pertama-tama traveler perlu mengumpulkan fondasi sumber api. Pucuk pohon cemara bisa jadi bahan bakar yang bagus karena mereka mudah terbakar. Selanjutnya, kumpulkan ranting pohon yang kering, ranting yang basah bakal susah terbakar dan bisa pula meletup, traveler bisa pula membawa seikat kayu yang telah dibeli sendiri sebelum mendatangi tempat kemah. Potong kayu-kayu tersebut, usahakan sama panjang untuk memudahkan traveler menyusun api unggun.

Untuk memulai susunan unggun, pantik api pada pucuk pohon cemara terlebih dahulu. Kemudian, letakkan ranting-ranting yang kecil, dilanjutkan dengan menyusun melingkar kayu-kayu yang lebih besar. Susun dengan memperhatikan sirkulasi udara supaya api tidak mudah padam. Saat mengipasi, lakukan dengan perlahan hingga api benar-benar menyala.

Untuk melakukan set up tempat memasak, traveler bisa menyusun beberapa batu mengitari api unggun, dan meletakkan batu yang halus di atasnya. Sesungguhnya, metode pembuatan kompor buat campire cooking sama persis dengan pembuatan kompor jadul yang dulu masih biasa ditemukan di kampung pelosok. Sederhana, yang meski terbilang sedikit lebih rumit daripada menggunakan kompor camping konvensional, campfire cooking memberikan nuansa “survival” dan “campable”.

Memasak dengan alat masak rumahan dan setup sederhana. Foto: parkers.co.uk

Selain perbedaan nuance yang diberikan, campfire (tanpa cooking) sendiri, menurut penelitian yang dilakukan University of Alabama memiliki manfaat kesehatan seperti relaksasi dan meningkatkan perilaku sosial. Unggun api memengaruhi sensor otak manusia melalui kedip cahaya api, suara berderak, kehangatan, dan aroma yang khas. Bagaimana, makin tertarik dengan campfire cooking saat berkemah?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like