HomeOutlookEducation & IssuesMengenal Latar Belakang Candi Sumberawan dan Tirta Amertanya

Mengenal Latar Belakang Candi Sumberawan dan Tirta Amertanya

MTC MEDIASingosari,Β Malang. Candi Sumberawan berdiri di bawah kaki Gunung Arjuna, tepatnya di Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari. Kata Sumberawan sendiri berasal dari dua kata, sumber dan rawa-rawa. Situs ini merupakan satu-satunya candi berbentuk stupa yang dapat ditemukan di Jawa Timur. Candi ini banyak dikelilingi sumber air yang jernih yang berfungsi sebagai alat transformasi air biasa menjadi air amerta di sekitarnya. Berdasarkan keterangan dari kitab Negarakertagama, candi ini adalah candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Situs ini dahulunya bernama “kasurangganan”, suatu tempat yang pernah dikunjungi Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359.

Stupa Sumberawan merupakan satu-satunya candi Buddha yg terletak di Jawa Timur yang ditemukan pertama kali pada tahun 1845 oleh pemerintah Belanda. Pada tahun 1937, dilakukan pemugaran pada candi ini.

Struktur Stupa Sumberawan. Foto: cagarbudayajatim.com

Pada bangunan bersejarah ini, dapat ditemukan tingkatan bangunan yang membentuk struktur Stupa Sumberawan. Setiap tingkatan tersebut memiliki makna yang cukup mendalam. Tingkatan pertama yakni Kamadhatu yang merupakan tingkatan paling bawah dari Kosmologi Buddha. Tinkatan ini melambangkan alam bawah yang erat kaitannya dengan sifat manusiawi yg masih terikat dengan hawa nafsu. Berikutnya adalah Rupadhatu atau tingkatan tengah yang melambangkan alam antara manusia yang ingin meninggalkan keinginan duniawi namun masih terikat dengan dunia nyata. Kemudian, Arupadhatu, tingkatan tertinggi yang melambangkan tempat tertinggi yang dihuni oleh para dewa. Bisa dikatakan pula, tingkatan ini melambangkan alam yang tidak terikat lagi dengan dunia fana.

Bisa diambil kesimpulan bahwa bangunan Stupa Sumberawan memiliki struktur yang sama dengan struktur Candi Borobudur. Kesamaan kedua candi tersebut adalah keduanya merupakan candi Buddha. Namun, Stupa Sumberawan sendiri tidak memiliki relief seperti candi-candi lainnya. Dituliskan bahwa, pada saat didirikan, Candi Sumberawan memiliki fungsi sebagai tempat ibadah atau pemujaan.

Karena Stupa Sumberawan merupakan peninggalan masa Buddha, terdapat acara ibadah dari kaum Buddha disetiap tahunnya pada Hari Raya Waisak.

Menciduk Tirta Amerta di Sumberawan. Foto: Aditya Bagus

Terdapat sumber air suci yang disebut dengan sendang Kamulyan dan sendang Kahuripan di Stupa Sumberawan.Β  Keduanya memiliki fungsi masing-masing yang disesuaikan dengan keyakinan masyarakat. Sendang Kamulyan diyakini memiliki fungsi sebagai penunjang sandang, pangan, jabatan sedangkan sendang Kahuripan diyakini sebagai sumber kesehatan. Konon, saat jaman Belanda, terdapat seekor babi hutan yang ditembak oleh orang Belanda yang kemudian masuk di dalam sumber tersebut. Saat binatang itu keluar dari mata air tersebut, seluruh lukanya menghilang dan sembuh seperti sedia kala. Hal ini yang menyebabkan sendang Kahuripan diyakini sebagai sumber kesehatan.

Masagos Zulkifli berkunjung ke Candi Sumberawan dipandu oleh staff Dinas Purbakala. Foto: Aditya Bagus

Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Masagos Zulkifli, menyampaikan Kekagumannya tentang Budaya dan Kearifan Lokal Desa Toyomarto saat berkunjung di Stupa Sumberawan. Masagos mengatakan bahwa Toyomarto adalah surga yang tersembunyi. Stupa Sumberawan merupakan destinasi yang sangat bagus dan diberkahi dengan sumber mata air yang sangat sakral. Kesakralan itu terbukti dengan banyaknya orang yang memanjatkan doa di sana. Juga dibuktikan dengan bagaimana pemeluk Hindu dan Budha bisa hidup berdampingan tidak hanya saat beribadah tapi juga saat berada di candi tersebut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like