MTC MEDIA – Pasuruan. Wisata alam di nusantara, entah berapa kali disebutkan pun tidak akan ada habisnya. Pasuruan, Jawa timur adalah salah satu daerah yang mengelola kawasan wisata alamnya dengan baik. Air Terjun Putuk Truno merupakan salah satunya dari tidak sedikit coban (air terjun) megah yang wajib traveler kunjungi, baik bersama keluarga, ataupun solo.
Wisata ini berlokasi di depan Hotel Royal Senyiur, Jl. Putuk Truno, Gunung Penanggungan, Prigen 67157 Indonesia. Jalanan menuju loket masuk kawasan air terjun dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, namun traveler disarankan untuk tetap berhati-hati karena jalan menuju lokasi menanjak.
Sesampainya di loket destinasi wisata, traveler dikenai biaya parkir sejumlah Rp. 2000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5000 untuk kendaraan roda empat. Tiket masuk menuju air terjun Putuk Truno berharga Rp. 20.000 di akhir pekan, dan seperempat lebih murah di hari biasa. Turis asing bakal dikenai harga Rp. 40.000 untuk bisa memasuki kawasan air terjun.
Traveler harus berjalan turun sejauh 400 meter dari loket masuk untuk bisa sampai ke kawasan air terjun. Jalan setapak ini terpaving dengan baik, dan bakal mudah buat dilalui oleh traveler. Terakomodasi pula mini rest area di setiap seratus meter bilamana traveler lelah atau ingin diam menikmati suasana hijau di sepanjang jalan menuju coban.
Nama Coban Putuk Truno berasal dari kata Putuk yang dalam basa Jawa berartikan gunung kecil dan dari sebuah legenda kisah cinta Joko Taruno dengan Sri Gading Lestari. Mereka dipisahkan dengan cara mengasingkan sang putri ke sebuah coban yang diberi pagar gaib. Joko Taruno pun bertapa dan menggapai tingkatan yang tinggi, dan akhirnya berhasil menembus pagar gaib yang mengurung Sri gading Lestari. Joko Taruno membawanya ke tempat ia bersemedhi, dan tempat itu kini dikenal dengan Putuk Truno. Legenda berkata bahwa orang yang berkunjung ke coban ini akan diberkahi cinta abadi.
Banyak titik lokasi yang sangat instagrammable di sepanjang jalan setapak dan coban Putuk Truno sendiri. Air terjun ini berketinggian 45 meter ini menjulang megah, atau mungkin lebih pas bila dibilang menjunam. Kikisan lemah dan bebatuan yang coban “pahat” membentuk formasi dengan detail yang berestetika, sebuah seni alam.
Sebagaimana biasanya berwisata ke air terjun, traveler disarankan untuk membawa pakaian ganti. Kencang angin di sekeliling air terjun juga menghantarkan percik air, menggerimisi pengunjung, membuat basah kuyup bahkan, bila traveler berlama-lama di sekeliling coban. Akan tetapi, kuyup itulah yang boleh jadi gol utama saat berkunjung ke Putuk Truno. Bersantai di pinggir sungai yang mengalir dari coban bakal menyuguhkan pengalaman bersantai “menyegarkan”. Segar oleh gerimis terjun yang dibawa angin, dan segar oleh hawa sejuk yang dihantarkan oleh hijau di sekitar.
Di sekitar kawasan coban, lebih tepatnya setelah kembali menanjak menuju setapak, bakal dijumpai warung kecil dan kamar kecil bilamana traveler hendak berganti pakaian.
Untuk melepas penat selepas menyusuri kembali jalan setapak menuju loket masuk, traveler bisa berkunjung ke Forest Truno Cafe. Pengunjung boleh bersantai, berlama-lama sambil mencicipi hidangan andalan cafe bertema alam semi outdoor ini. Bagaimana, makin tertarik untuk berwisata ke Coban Putuk Truno yang megah nan adem ini?