HomeOutlookEducation & IssuesArca Durga Mahisasuramardini di Museum Mpu Purwa
Photo of Bromo Jawa TimurJawa TimurMalang

Arca Durga Mahisasuramardini di Museum Mpu Purwa

Arca Durga Mahisasuramardini, Foto : MTCMedia/Azzar

Apakah kalian tahu kalau ada Museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan zaman kerajaan di Malang? Jika belum tahu, Museum Mpu Purwa adalah tempat yang harus kamu kunjungi! Salah satu koleksi yang menarik untuk dibahas adalah Arca Durga Mahisasuramardini.

Balai Penyelamatan Mpu Purwa mempunyai koleksi 7 arca Durga di yang terdiri dari Durga bertangan delapan, enam, dan empat. Arca-Arca tersebut terbuat dari batu Andesit dan memiliki tinggi mulai dari 44 cm hingga 88 cm, lebar 24 cm hingga 49 cm, dan tebal 14 cm hingga 29 cm. Arca Durga Mahisasuramardini digambarkan dengan posisi berdiri dwibhangga dan bagian bawahnya putus. Arca ini memiliki delapan tangan, di mana empat tangan kanan membawa cakra, panah, pedang, dan memegang kainnya, sementara empat tangan kiri membawa kerang bersayap, kebut lalat, tasbih, dan menarik ekor lembu (Rahmawati & Hudiyanto, 2024).

Makna dan Sejarah di Balik Relief Hindu Kuno

Arca Durga Mahisasuramardini adalah salah satu representasi dewi Durga (Badra, 2015), yang dalam mitologi Hindu dikenal sebagai perwujudan Shakti (kekuatan feminin) yang mengalahkan Mahishasura, raja iblis berbentuk kerbau. Peninggalan yang ditemukan di sisi utara reruntuhan Candi  Karangbesuki,  bersama  dengan  dua  arca  lainnya, yakni arca  Ganesha dan arca  Resi Agastya (Galeswangi, 2021). Arca Durga Mahisasuramardini dalam konteks keagamaan Hindu berfungsi sebagai simbol perlindungan dan kekuatan ilahi. Keberadaannya di dalam candi mencerminkan keyakinan masyarakat Hindu terhadap kekuatan Durga dalam menghancurkan kejahatan dan ketidakadilan, melindungi umatnya dari roh jahat memberikan berkah dan kekuatan spiritual.

Arca Durga Mahisasuramardini banyak ditemukan di situs-situs peninggalan Hindu di Indonesia, terutama dari masa Kerajaan Mataram Kuno (abad 8-10 M) hingga Majapahit (abad 13-15 M). Beberapa lokasi penting penemuan arca ini: Candi Prambanan (Jawa Tengah), Candi Singosari (Jawa Timur), Candi Penataran (Blitar, Jawa Timur). Arca ini biasanya ditemukan dalam candi Hindu Siwais sebagai bagian dari pemujaan terhadap Durga sebagai sakti (istri) dewa Siwa. Dalam relief dan arca, Durga sering digambarkan memiliki delapan atau sepuluh tangan, masing-masing membawa senjata pemberian para dewa untuk membunuh Mahishasura.

  • Rahmawati, R., & Hudiyanto, R. (2024, June 30). PENTINGNYA PELESTARIAN WARISAN BUDAYA: MAKNA IKONOGRAFI ARCA DURGA MAHISASURAMARDINI SEBAGAI CERMINAN SEJARAH DAN MITOLOGI JAWA-BALI. Rahmawati | Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia. https://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/49165/pdf
  • Badra, I. W. (2015). Sebuah Catatan Tentang Arca Durgamahisa Suramardini Di Kutri, Gianyar (pp. 32–37).
  • Galeswangi, R. H. (2021). Kajian Arca Agastya Bertubuh Ramping Koleksi Museum Mpu Purwa Kota Malang. Berkala Arkeologi, 41(1), 35–54. https://doi.org/10.30883/jba.v41i1.603

Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like