MTC MEDIA – Malang. Selasa kemarin Kampung Budaya Polowijen (KBP) mengadakan festival dalam rangka perayaan hari jadinya yang ke-7. Hari jadi yang sesungguhnya jatuh pada 1 April kemarin pun bertepatan dengan momentum hari jadi Kota Malang yang ke-110.
Berkolaborasi dengan Duta Budaya Kota Malang, acara ini dihadiri oleh berbagai elemen mulai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Komunitas Perempuan Bersanggul Nusantara (PBN), Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI), para sejarawan serta seniman Kota Malang. Hadir pula tokoh sekaligus Calon Walikota Malang, Heri Cahyono.
Turut memeriahkan acara ini, pagelaran seni budaya dari tari tradisional dan tari topeng oleh anak-anak binaan KBP, kotekan musik dolanan dari grup bernama Miben Voice serta pembacaan macapat oleh Cak Wito, seniman ludruk malangan. Acara festival yang dihelat ini selain sebagai perayaan hari jadi dari Kampung Budaya Polowijen juga merupakan bentuk wilujengan atas hari jadi Kota Malang.
Biasanya acara ini diadakan selama 2 hari dengan menampilkan berbagai kesenian tradisional. Tetapi karena bertepatan dengan bulan puasa, acara pun dibuat agar lebih simpel namun tidak melupakan unsur kebudayaan tradisional dengan adanya sarasehan budaya, pertunjukan tari, perayaan wilujeng serta pembacaan macapat.
Acara ini dibuka dengan sarasehan budaya yang dipandu oleh Duta Budaya Kota Malang serta penggagas dari KBP yaitu Isa Wahyudi atau yang dikenal sebagai Ki Demang. Dalam pembukaan ini, topik utama yang dibahas adalah tentang urgensi dalam pelestarian budaya, terutama bagi generasi muda di era sekarang.
Acara kemudian dilanjut dengan penampilan tari tradisional dan tari topeng malangan oleh anak-anak binaan KBP. Setelah penampilan, diselenggarakanlah acara wilujeng atau tasyakuran yang ditandai oleh doa bersama serta pemotongan tumpeng, sumbangan dari PBN serta KKI. Karena bertepatan dengan bulan puasa, acara ini sekaligus sebagai ajang buka bersama bagi para undangan yang datang.
Penampilan kembali dilanjutkan oleh Miben Voice yang membawa kotekan musik dolanan, serta penampilan tari โBedayanโ, sebuah tari khas Malang yang berasal dari Polowijen. Pada kesempatan ini juga, Duta Budaya Kota Malang memberi cinderamata kepada penggagas KBP sendiri yaitu Ki Demang. Acara kemudian ditutup oleh pembacaan macapat oleh Cak Wito.
Ki Demang berharap dengan adanya kampung budaya ini kedepannya akan terus berkembang sebagai tempat berkumpulnya kesenian serta studi pendidikan kesenian dan kebudayaan Malang Raya.
โHarapan utamanya adalah kita menjadi kampung yang berkembang, tempat persemaian seni kota Malang dan bertemunya kesenian topeng di Malang Rayaโ kata Ki Demang.
Ki Demang juga mengatakan bahwa dengan adanya makam Mbah Reni, seorang tokoh kesenian yang merupakan penemu dari seni topeng malangan, menjadi bukti bahwa di Polowijen merupakan tempat dimana kesenian utamanya topeng dapat bersemai disana.
โBerikutnya menjadi tempat studi dan wisata budaya bagi siapa saja baik dari siswa sekolah hingga mahasiswa agar hasil studi bisa dikembangkan di daerah-daerah lainnyaโ lanjut Ki Demang.