HomeOutlookEducation & IssuesSonjo Kampung: Makna Sebutan “Sonjo”

Sonjo Kampung: Makna Sebutan “Sonjo”

MTC MEDIA Sangkaling-Malang. Tulisan bersambung mengenai “Sonjo Kampung: Pendekatan Kultural Kemitraan untuk Pemberdayaan Kampung di Jawa” bagian satu, berhikayat tentang makna sebutan sonjo.

Gunuang sansai bakuliliang
Takana jo kawan-kawan nan lamo
Sangkek den basuliang-suliang
Panduduknya nan elok
Nan suko bagotong-royong
Sakik sanang samo-samo diraso

Den takana jo kampuang
Takana jo kampuang
Induak ayah adiak sadonyo
Raso maimbau-imbau den pulang
Den takana jo kampuang

Terjemahan

Dikelilingi banyak gunung
Teringat kawan-kawan lama
Sewaktu bermain suling
Penduduknya yang baik
Yang suka bergotong-royong
Susah dan senang sama sama dirasakan

Ku teringat dengan kampung
Teringat dengan kampung
Ibu, Ayah, adik dan semuanya
Serasa memanggil ku pulang
Ku teringat dengan kampung

(Lirik lagu daerah Sumatra Barat “Kampung
Nan Jauh di Mato, ciptaan Oslan Husein, 1931)

Makna Sebutan “Sonjo”

Sebagai suatu sebutan, terbilang telah cukup lama sebutan “sonjo kampung” tidak dikumandangkan. Padahal, sekitar saptawatsa yang lampau, sebutan ini populer dan familier di kalangan para pebhakti kampung Malang Raya. Kala itu, sejumlah orang partikelir pemeduli-pebhakti dengan latar belakang yang beragam atas inisiatif pribadi atau kelompok bergerak dengan mendatangi (sonjo) keΒ  kampung-kampung di wilayah Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu. Aktifitas kunjungnya dari kampung ke kampung itu disebuti dengan “sonjo kampung“.

Secara harafiah, istilah dalam bahasa Jawa “sonjo” menunjuk pada suatu aktifitas bertamu atau datang berkunjung, yaitu suatu tradisi yang menggambarkan kearifan lokal dalam wujud perilaku sosial. Sebagai kata jadian, kata dasar “sonjo (sanja)” acap mendapat akhiran “an” menjadi “sanjan sanja+an“. Ada pula kata ulang (repetisi) “sanjan-sinanjan“, dalam arti : saling kunjung. Pada sosio-kultura Jawa, sanjan menjadi tradisi sosial Jawa, dan sekaligus merupakan bagian integral pada kebudayaan Jawa yang masih dipegang teguh oleh sebagian besar warga masyarakat Jawa, utamanya di lingkungan pedesaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi sonjo dalam bentuk bertamu atau silaturahmi didasari oleh spirit kekeluargaan dan kolektivitas.

Ada sebutan lain yang mempunyai kemiripan arti dengan sonjo, yaitu “sowan“. Keduanya sama-sama berkenaan dengan aktifitas berkunjung. Kendatipun demikian, ada perbedaan antara sonjo dan sowan. Aktivasi sonjo didasari oleh hubungan “kesetaraan”. Pihak yang berkunjung (nyonjoi) dan pihak yang dikunjungi (disonjoi) berada dalam posisi yang “relatif setara”. Sedangkan dalam sowan, posisi dari pihak yang dikunjungi “lebih tinggi” daripada pihak yang mengunjungi, misal beda strata sosial, strata ekonomi, beda usia, beda kedukaan di dalam birokrasi atau institusi, dsb. Lantaran dalam konsepsi sonjo ini kedua pihak yang bertemu relatif setara, maka relasi sosial terbangun atas dasar saling menghargai, saling menghormati, saling memberi-menerima dan saling belajar satu sama lain.

Bersambung…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like