MTC MEDIA – Malang. Ada beragam jenis mercon di masa lampau. Menilik bahan yang digunakan, ada salah satu jenis mercon yang pada bahasa Jawa Baru dinamai “mercon bumbung”. Kata bumbung menunjuk kepada : batang bambu, khususnya bambu keras dan berdiameter besar, yang dijadikan tabung meriam. Bentuknya menyerupai dan sangat boleh jadi diinspirasi oleh meriam logam yang juga berbentuk silindris. Hanya bedanya, jika meriam logam menggunakan bahan peledak bubuk mesiu, pada meriam bambu berbahan peledak karbit dan air — atau dapat juga mempergunakan minyak tanah.
Mercon bumbung dibunyikan pada waktu tertentu. Konon dimainkan ketika tiba bulan Ramadhan hingga di awal bulan Syawal, yakni di bulan puasa hingga tiba Hari Raya Idul Fitri. Permainan rakyat tradisional Jawa ini bukan hanya digemari anak-anak, namun juga orang dewasa. Selama bulan Ramadhan, mercon bumbung acapkali dimainkan sore hari sebagai mengisi waktu “ngabuburit (jelang berbuka puasa)” atau pasca sholat Tarawih. Adapun di bulan Syawal, dibunyikan kapan saja, mulai dari pagi hingga malam hari sebagai petanda dan sekaligus untuk menyemarakkan momentum Riayan (Hari Raya Idul Fitri).
Dulu membunyikan mercon (disebut dalam bahasa Jawa “merconan”) menjadi sebuah kegemaran yang populer dan merakyat. Biaya merconan ini tidak semahal mercon kertas yang mempergunakan bahan peledak bubuk mesiu, yang harganya cukup mahal untuk kantong rakyat pedesaan ataupun warga kampung. Gelegar bunyinya tak kalah nyaring dibanding mercon kertas. Selain itu terbilang cukup simpel (sederhana) cara memainkannya. Hanya saja, apabila tak berhati-hati bisa membahayakan orang yang memainkan atau pihak lain yang ada disekitarnya. Mercon bumbung bisa saja dimainkan tunggal, atau bisa berkelompok, ibarat suana perang di masa lalu.
Sekarang mercon jenis ini ataupun mercon- mercon jenis lainnya telah jarang kedengaran bunyinya, lambat laun menghilang di publik seiring adanya larangan darj pemerintah terhadap mercon bunyi — kecuali untu marcon kembang api. Namun, bagi orang-orang berusia tua, memori memainkan mercon bumbung di kala diri muda menjadi kenangan indah, kenangan lama yang tak mudah terlupakan. Mercon bumbung adalah permainan tradisional kerakyatan yang nyaris punah. Nuwun.
Griyajar CITRALEKHA, 1 April 2024