MTC MEDIAΒ – Malang. Suka tidak suka dunia pariwisata harus menerapkan digitalisasi pariwisata (smart tourism). Menurut Prof. Dr. Wiji Astuti, SE, MM, industri pariwisata sudah saatnya memikirkan solusi yang tepat guna mengikuti perkembangan teknologi informasi global. Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang telah menyiapkan diri untuk menerapkan konsep smart tourism dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan lulusan Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang mampu menjalankan tugas yang diemban dan mampu bersaing di kancah global. Lebih lanjut Wiji Astuti menegaskan bahwa konsep hexahelic (akademisi, bisnis, masyarakat, hukum, pemerintah, dan media) harus berkolaborasi dengan kondusif untuk mencapai tujuan pembangunan nasional khususnya disektor pariwisata.
Peran media sangatlah penting namun penyedia perjalanan (travel provider) harus dapat memberikan layanan yang memadai sesuai dengan konteks kepuasan pelanggan. Pada persoalan yang mendasar terhadap pembangunan desa wisata yang menjadi program prioritas kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana sumber daya manusia yang mengelola desa wisata tersebut belum dapat dilakukan secara maksimal dalam mengelola kearifan lokal di setiap daerah. Karena kearifan masing masing daerah itu penanganannya sangat berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Oleh karena itu, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk memberikan solusi nyata sebagai langkah strategis untuk mengurangi angka kemiskinan, ketimpangan, dan resiliensi serta upaya menyadarkan masyarakat untuk melestarikan nilai nilai luhur kearifan lokal; khususnya generasi muda.